twitter


image


Hari ini, akhirnya sampai juga pada pergelutan akhir (belanda vs spanyol) world cup 2010. World cup memang luar biasa, tidak hanya ‘melibatkan’ masyarakat dari seluruh bola dunia, tetapi juga melibatkan ‘peramal’ dari dunia lain yang cukup fenomenal, yaitu paul gurita (jerman) dan mani parkit (singapore). Keberuntungan lebih berpihak pada si burung parkit mani dari singapore, karena negaranya tidak begitu diperhitungkan dalam dunia kejar mengejar bola ini. Paul gurita nasibnya dalam ancaman, hendak disate dan disashimikan, karena memprediksi kekalahan team negaranya (jerman). Itulah bola, sebuah bulatan yang diisi dengan angin sembarang, tapi sanggup menghipno fanatikusnya dari penjuru bola dunia ini. Hahaha, jadi teringat sahabat2 yang terhipno running text dan rame2 mengejar bola saham gorengan (cornering) kalau lagi ditendang suka2 utara selatan oleh bandar penggoreng. Akan tetapi, terlepas dari segala kelatahan nonproduktive…!, kesibukan kejar mengejar bola bundar ajaib itu tetap harus kita hargai sisi impact positifnya. Spirit kebersamaan masyarakat pengguni bola dunia terbangunkan, semangat juang sampai batas akhir dan terpenting adalah pembelajaran nilai2 sportivitas. Topi2 tetap terangkat untuk yang menerima kekalahan secara sportif. Dan yang sangat menggembirakan, world cup juga membawa pesan konstruksi peradaban. Dari website resminya, FIFA mengisyaratkan semua pertandingan perempat final dimulai dengan acara pembacaan deklarasi yang mengecam dan menolak keras segala bentuk diskriminasi, baik dalam sepakbola maupun dalam kehidupan keseharian masyarakat bola dunia ini. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah diskriminasi. Suara para pemain terkenal ini akan membantu memperkuat pesan dan panggilan untuk solidaritas, saling menghormati dan fair play dalam bola dan kehidupan,” kata Presiden FIFA Joseph S. Blatter.

source : http://sahampemenang.blogspot.com/2010/07/bola.html

0 comments: